F Pembelajaran Inklusif ; Membangun Pondasi Aksesibilitas dan Pendukung Lainnya. | Ismanadi -->

Pembelajaran Inklusif ; Membangun Pondasi Aksesibilitas dan Pendukung Lainnya.

Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Kata "inklusif" berasal dari bahasa Inggris "inclusion" yang berarti mengundang, mengajak  atau melibatkan kelompok yang berbeda. Menurut Dinar Westri Andini dan rekan-rekannya dalam buku "Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar", pendekatan inklusif digunakan untuk membangun dan mengembangkan lingkungan yang terbuka bagi semua orang dengan berbagai latar belakang.


Latar belakang tersebut dapat berupa karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnis, budaya, ekonomi, dan lain-lain. Dengan pendekatan inklusif, setiap orang diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh hak dan menjalankan kewajiban secara setara.


Pendidikan inklusif adalah konsep yang menekankan pada inklusi semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, ke dalam lingkungan belajar yang sama dengan siswa lainnya. Salah satu kunci utama dalam menjalankan konsep pendidikan inklusif adalah memastikan aksesibilitas yang baik dan merata untuk semua siswa.


Fondasi Aksesibilitas Dalam Pembelajaran Inklusif

Aksesibilitas dalam konteks pendidikan inklusif dapat diartikan sebagai kemampuan semua siswa untuk mengakses dan memanfaatkan semua sumber daya dan fasilitas yang tersedia dalam lingkungan belajar. Fasilitas ini meliputi akses ke sarana dan prasarana seperti gedung, ruangan kelas, laboratorium, perpustakaan, dan lain sebagainya.


Aksesibilitas juga mencakup kemampuan siswa untuk mengikuti kurikulum dan kegiatan belajar yang ada, termasuk mendapatkan akses yang sama terhadap teknologi pembelajaran yang dapat membantu mereka dalam belajar. Hal ini penting karena teknologi seperti komputer, laptop, atau tablet dapat membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk mengakses dan memahami materi pelajaran.


Selain itu, aksesibilitas juga terkait dengan kemampuan siswa untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari guru dan staf pendidikan lainnya, termasuk dukungan yang bersifat non-akademik seperti dukungan emosional dan psikologis.


Aksesibilitas yang baik dan merata dalam konteks pendidikan inklusif akan membantu memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan membangun kemampuan mereka secara optimal. Dengan aksesibilitas yang memadai, siswa dengan kebutuhan khusus tidak akan merasa terpinggirkan atau kesulitan dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan di lingkungan belajar yang sama dengan siswa lainnya.


Namun, untuk mencapai aksesibilitas yang baik dan merata dalam pendidikan inklusif, diperlukan dukungan dari seluruh stakeholder yang terlibat, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Seluruh pihak harus bersama-sama memastikan bahwa semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, mendapatkan dukungan dan aksesibilitas yang memadai dalam pendidikan. Dengan demikian, pendidikan inklusif yang merata dan berkesinambungan dapat diwujudkan.


Pengalaman Belajar Inklusif

Pembelajaran inklusif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penerimaan dan penghargaan terhadap perbedaan individual siswa. Dalam pembelajaran inklusif, semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus atau siswa dari latar belakang yang berbeda, diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang secara penuh. Pembelajaran inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan menyenangkan bagi semua siswa, sehingga setiap siswa merasa diterima dan dihargai. Dalam pembelajaran inklusif, siswa diajarkan untuk saling menghargai dan bekerja sama tanpa diskriminasi, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan keadilan di dalam kelas.


Setiap siswa memiliki pengalaman dan lingkungan belajar inklusif yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendidik harus peka terhadap hambatan akses dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Meskipun beberapa siswa dapat mengenali perbedaan belajar, beberapa siswa lain mungkin mengalami kesulitan belajar tanpa disadari.


Untuk membangun pengalaman belajar yang dapat diakses oleh semua siswa, prinsip aksesibilitas harus dijadikan dasar dalam menyusun pengalaman belajar. Diantaranya adalah membangun pengalaman belajar yang terhubung, meningkatkan kemandirian siswa, mengembangkan organisasi pembelajar, personalisasi pengalaman belajar dengan perangkat keras yang sesuai, serta memastikan aksesibilitas data secara tepat waktu.

Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Pengalaman Belajar Terhubung

Pengalaman belajar terhubung merujuk pada pendekatan pembelajaran yang membangun koneksi antara pengalaman belajar di kelas dengan pengalaman belajar di rumah dan di komunitas. Dalam pengalaman belajar terhubung, siswa diharapkan dapat mengaitkan pembelajaran di kelas dengan pengalaman mereka di dunia nyata dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pengalaman belajar terhubung dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam konteks kehidupan mereka. Saat merancang pengalaman belajar yang terhubung, manfaatkan alat yang mendorong komunikasi, kolaborasi, dan akses ke konten di seluruh perangkat. Sebagai contoh, bila menggunakan alat yang dimiliki oleh Microsoft diantaranya adalah Translator, Flip, Wakelet, Forms, Team Chat dan lainnya.


Pengalaman Belajar Mandiri

Pengalaman belajar mandiri adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara independen oleh individu tanpa bantuan atau pengawasan langsung dari orang lain. Dalam pengalaman belajar mandiri, individu bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri, termasuk memilih topik yang ingin dipelajari, menentukan metode pembelajaran yang paling cocok, dan mengevaluasi kemajuan belajar mereka sendiri.


Dalam pengalaman belajar mandiri, individu sering kali menggunakan berbagai sumber daya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, seperti buku, internet, video, dan sebagainya. Pengalaman belajar mandiri dapat menjadi alternatif yang efektif bagi orang yang ingin mempelajari sesuatu tanpa harus mengikuti kursus formal atau pendidikan formal lainnya. Oleh karena itu, pengalaman belajar mandiri sering dianggap sebagai cara yang efektif dan fleksibel untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam berbagai bidang. Untuk mendukung pengalaman belajar mandiri dapat memanfaatkan peralatan seperti Microsoft Lens, sistem operasi seperti windows 11 dan sebagainya.


Mempromosikan dan Mengembangkan Organisasi Pembelajaran

Beberapa alat atau tools Microsoft yang  dapat membantu dalam mempromosikan dan mengembangkan organisasi pembelajaran diantaranya adalah Microsoft Teams, One Note, dan Planner.


Organisasi adalah bagian dari keahlian dalam fungsi eksekutif, yakni fungsi eksekutif merujuk pada kemampuan untuk mengorganisasi dan mengatur sumber daya dan tugas dalam lingkup pekerjaan atau proyek tertentu. Ini termasuk kemampuan untuk merencanakan, menetapkan tujuan, mengalokasikan sumber daya, memprioritaskan tugas, mengelola waktu, dan memantau kemajuan.


Dalam konteks fungsi eksekutif, organisasi menjadi bagian penting karena eksekutif harus mampu mengorganisasi sumber daya, baik itu manusia, keuangan, atau sumber daya teknologi, agar dapat mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dengan efisien dan efektif. Organisasi juga melibatkan kemampuan untuk memperkirakan kebutuhan sumber daya dan tugas di masa depan dan merencanakan sesuai dengan itu.


Kemampuan organisasi yang baik memungkinkan eksekutif untuk mengelola stres, menghindari kebingungan, dan mengambil keputusan yang tepat secara efisien. Kemampuan organisasi yang efektif juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, meningkatkan kualitas hasil kerja, dan memperkuat reputasi organisasi.


Organisasi pembelajar dapat sangat penting bagi siswa karena dapat memberikan banyak manfaat, seperti:

  1. Memperluas pengetahuan: Siswa dapat memperluas pengetahuan mereka melalui organisasi pembelajar dengan cara belajar dari pengalaman, diskusi, dan ide-ide yang diperoleh dari teman sejawat mereka.
  2. Meningkatkan keterampilan sosial: Organisasi pembelajar dapat membantu siswa untuk membangun keterampilan sosial, seperti berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam kelompok, memimpin, dan menyelesaikan konflik.
  3. Menumbuhkan rasa percaya diri: Siswa yang terlibat dalam organisasi pembelajar dapat mengembangkan rasa percaya diri mereka dengan menghadapi tantangan dan memperoleh pengalaman baru.
  4. Meningkatkan peluang karir: Terlibat dalam organisasi pembelajar dapat meningkatkan peluang karir siswa, karena mereka dapat memperoleh pengalaman yang relevan dan meningkatkan jaringan sosial mereka.
  5. Meningkatkan keterlibatan sekolah: Siswa yang terlibat dalam organisasi pembelajar cenderung lebih terlibat dalam kegiatan sekolah, karena mereka merasa lebih terhubung dengan lingkungan belajar mereka.


Kurangi Beban Kognitif

Beban kognitif merujuk pada jumlah pikiran atau sumber daya mental yang diperlukan seseorang dalam memproses informasi dan menjalankan tugas-tugas kognitif tertentu. Dalam konteks pembelajaran, beban kognitif mengacu pada jumlah pikiran yang diperlukan untuk memahami materi pelajaran, mengingat informasi, menyelesaikan tugas-tugas, atau mengambil keputusan dalam situasi tertentu.


Beban kognitif dapat dibagi menjadi tiga jenis: beban intrinsik (intrinsic load), ekstrinsik (extraneous load), dan germane. Beban intrinsik merujuk pada kesulitan instrinsik dari tugas atau materi yang sedang dipelajari. Beban ekstrinsik merujuk pada pengaruh dari faktor eksternal seperti gangguan atau kebisingan yang mengganggu pemrosesan informasi. Sedangkan, beban germane merujuk pada upaya kognitif yang diperlukan untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik.


Beban kognitif yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kelelahan mental dan kesulitan dalam memproses informasi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pencapaian akademik dan efektivitas belajar. Oleh karena itu, penting bagi guru dan pengajar untuk memperhatikan beban kognitif siswa dan menyediakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dalam mengurangi beban kognitif yang tidak perlu. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan desain instruksional yang tepat, menggunakan strategi pengajaran yang bervariasi, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa memahami dan mengingat informasi lebih baik.


Berikut ini beberapa alat dari microsoft yang dapat membantu mengurangi bebabn kognitif pada setiap siswa, yakni ; OneNote, Focus Mode, dan Spech to Text.

Photo by John Schnobrich on Unsplash

Penggunaan Perangkat Keras 

Untuk mendukung pembelajaran inklusif, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah membangun pondasi penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras yang tepat dapat membantu mendukung pendidikan inklusif dengan memberikan akses dan kesempatan yang sama bagi semua siswa, terlepas dari kemampuan atau kondisi fisik mereka. Hal ini karena perangkat keras yang tepat dapat membantu memfasilitasi aksesibilitas dan akses kesetaraan dalam pengalaman pembelajaran.


Sebagai contoh, perangkat keras yang kompatibel dengan teknologi bantu, seperti perangkat lunak pengenalan suara, dapat membantu siswa dengan hambatan penglihatan atau penglihatan yang terbatas untuk belajar dan mengakses informasi dengan lebih mudah. Selain itu, perangkat keras seperti tablet atau laptop dapat membantu siswa dengan mobilitas yang terbatas untuk mengakses konten pembelajaran dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran melalui aplikasi atau platform pembelajaran online.


Dalam hal ini, membangun pondasi penggunaan perangkat keras yang inklusif dalam lingkungan pembelajaran dapat membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar secara efektif dan sukses dalam lingkungan pendidikan yang inklusif. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan dan memilih perangkat keras yang tepat untuk mendukung kebutuhan siswa secara individual dan memastikan bahwa teknologi digunakan secara inklusif dalam lingkungan pembelajaran.


Pantau Kemajuan Siswa Secara Komprehensif

Pemantauan kemajuan pelajar dengan data komprehensif sangat penting dalam mendukung pembelajaran yang efektif dan sukses. Data komprehensif mencakup informasi tentang kemajuan akademik, keterampilan sosial, perilaku, dan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Dengan memantau data komprehensif ini secara teratur, pendidik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa, serta dapat membuat keputusan yang lebih informasi dan tepat dalam mendukung kemajuan siswa.


Selain itu, pemantauan kemajuan pelajar dengan data komprehensif juga dapat membantu pendidik untuk menyesuaikan pengajaran mereka dengan kebutuhan siswa secara individual. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan siswa, pendidik dapat memberikan pengajaran yang lebih terfokus dan efektif, serta memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka.


Pemantauan kemajuan pelajar dengan data komprehensif juga dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah atau tantangan yang mungkin dihadapi oleh siswa dan memberikan intervensi yang tepat untuk membantu mereka mengatasi masalah tersebut. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri siswa, serta membantu mereka mencapai potensi belajar mereka yang sebenarnya.


Dalam keseluruhan, pemantauan kemajuan pelajar dengan data komprehensif sangat penting untuk membantu pendidik mengambil keputusan yang lebih informasi dan tepat dalam mendukung pembelajaran siswa secara individual. Dengan memanfaatkan data komprehensif ini secara efektif, pendidik dapat membantu siswa mencapai potensi belajar mereka yang sebenarnya dan meraih kesuksesan akademik dan non-akademik.


Berberapa alat dari microsoft yang dapat digunakan dalam memantau kemajuan secara komprehensif adalah Insights, Reflect App, Forms, dan Reading Progress.

Berbagai Sumber 



BERIKAN KOMENTAR ()