F Mengenal Hybrid Learning Dan Penerapannya Di Sekolah | Ismanadi -->

Mengenal Hybrid Learning Dan Penerapannya Di Sekolah

Img by Freepik.com
Pengalaman pembelajaran jarak jauh yang sudah dirasakan ditahun pembelajaran 2020/2021 yang lalu tentu menyisakan berbagai macam cerita yang beragam. Kelebihan dan kekurangan tentu ada. Keluhan dan kekhawatiran pun bermunculan. Mengingat, dengan begitu cepatnya perubahan model pembelajaran yang memaksa kemampuan beradaptasi setiap peserta didik, orang tua dan guru pun dipertaruhkan. Alhasil, beragam inovasi mulai dari yang sederhana hingga memiliki kompleksitas yang luar biasapun dapat dihadirkan oleh para pendidik demi memaksimalkan pembelajaran jarak jauh yang memang sudah menjadi tuntutan, terlebih hal itu dipercepat dengan adanya pandemic.


Diawal tahun pelajaran kali ini, yaitu tahun 2021/2022 pemerintah telah berupaya untuk sebisa mungkin melaksanakan pembelajaran tatap muka, meskipun dengan kondisi yang terbatas. Selaras dengan hal tersebut gaung terkait dengan istilah Hybrid Learning mulai santer lagi terdengar. Iya, solusi yang sangat memungkinkan dan boleh jadi terbaik saat ini dimasa pandemi yang harus diambil oleh Lembaga pendidikan sebelum benar-benar seluruh pesrta didik dapat Kembali bersekolah secara full team atau 100%. Seperti kita ketahui Bersama Hybrid learning adalah metode pembelajaran campuran, antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan. Tantangan terbesarnya jika menggunakan Hybrid Learning adalah harus tersedianya perangkat tehnologi yang mendukung. Baik itu dari sarana jaringan internet yang memadai maupun dari segi teknis lainnya. 

Sebenarnya Apa Sih Hybrid Learning Itu?

Beberapa ahli telah memberikan pengertian yang cukup jelas terkait dengan Hybrid Learning. Namun sebelum kita bahas lebih lanjut, kita kembali sejenak mengingat beberapa model pembelajaran yang sudah sangat lazim dilakukan. Terlebih sebelum adanya kondisi pandemic seperti sekarang ini. Diantaranya adalah Face To Face Learning, yaitu antara peserta didik dan guru dapat betemu dan berinterasksi secara langsung dalam satu tempat yang sama. Model lainnya adalah Online Learning, segala hal dalam kaitannya dengan pembelajaran yang biasa dilakukan dengan tatap muka, seluruhnya dirubah menjadi daring. Dan model berikutnya dalah Hybrid Learning, dan berikut pengertiannya menurut beberapa ahli.


Menurut Boyle, dkk (2003) mendefinisikan pembelajaran hybrid learning sebagai pembelajaran yang menyatukan proses KBM online dengan tatap muka, yang dilakukan secara teratur dan efektif.


Dan menurut Lynn (2014) dan bains (2010), hybrid learning merupakan pengkombinasian antara e-learning dengan metode belajar secara tatap muka.

Img by Lucas Law on unsplash.com

Pelaksanaan Hybrid Learning di Sekolah

Beberapa wakktu lalu, telah tersebar instruksi terkait dengan informasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan hanya memperbolehkan peserta didik hadir disekolah sejumlah 25% dari jumlah peserta ditiap kelas yang ada. Hal tersebut menjadi hal yang sangat menggembirakan. Terlebih bagi orang tua yang selama ini mengeluhkan kondisi pembelajaran daring yang nihil pertemuan dengan guru sehingga dirasa kurang maksimal. Akan tetapi, dengan adanya pembelakukan PPKM, beberapa daerah yang terkategori level-4 tentu saja belum dapat melaksanakan pembelajran tatap muka terbatas tersebut. Sehingga hal demikian juga akan sedikit banyak menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Hybrid Learning. Terlepas dari kebijakan terkait dengan pemberlakuan PPKM berlevel, hal-hal berikut ini harus disipakan oleh sekolah sebelum penggunaan Hybrid Learning pada saat sudah diizinkan pembelajran tatap muka terbatas nantinya.


1. Pemilihan Learning Manjemen System (LMS)

Hal ini cukup penting untuk ditetapkan diawal, meski pada kenyataannya setiap pengajar memiliki atau memilih LMS ini berbeda-beda. Yang pasti, sekolah wajib menyediakan dan mensosialisasikan hal ini kepada orang tua dan setiap peserta didik. Sehingga nantinya pelaksanaan Hybrid Learning dapat berjalan dengan lancer dan maksimal.


Nah, dalam hal ini pemerintah juga telah memberikan kemudahan kepada setiap guru untuk memiliki akun belajar.id. Dengan akun tersebut, setiap guru diberikan kemudahan untuk dapat mengaskses Google Workspace for Education. Tentu hal tersebut menjadi sangat positif karenas semakin banyak pula alternatif LMs yang dapat dimanfaatkan oleh setiap guru dalam memaksimalkan pembelajran


2. Penyesuaian Skema Belajar

Hal ini tentu sudah direspon oleh bagian kurikulum. Karena penyesuaian ini terkait pula dengan jadwal tatap muka. Tentu, setiap sekolah telah melakukan beberapa rencana terkait dengan paengaturan jadwal dalam kondisi baik itu pembelajran online maupun nantinya jika diberlakukan pembelajran tatap muka terbatas dengan model hybrid learning. Mengingat, kemungkinan besar peserta didik yang dizinkan tatap muka berkisar 25% saja dari total peserta didik ditiap kelasnya.


3. Membuat Kesepakatan Belajar

Dalam hal ini, dibutuhkan beberapa penyesuaian terkait dengan tata tertib maupun lainnya yang harus disepakati terlebih dahulu. Khususnya antara tiap guru maple dengan siswa maupun wali kelas dengan setiap siswa. Dikarenakan, dengan model Hybrid Learning tentunya akan sangat berbeda perlakukannya ketimbang dengan pembelajaran pada umumnya

Kesiapan menyambut Penerapan Hybrid Learning

Dalam petunjuk teknis pelaksanaan pembelajran tatap muka terbatas, sekolah diwajibkan memiliki satgas Kesehatan sekolah yang tugasnya antara lain :

  1. Menetapkan infrastruktur yang perlu disiapkan di sekolah sebelum tatap muka dimulai
  2. Mengkomunikasikan pengetatan / pelonggaran protokol kesehatan ke orang tua, murid, guru dan para vendor di sekolah
  3. Menetapkan petunjuk teknis di lapangan dan berkoordinasi dengan relawan / tenaga tambahan yang menegakkan pelaksanaan protokol
  4. Mengedukasi dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah
  5. Koordinasi dengan Puskesmas dan Satgas wilayah (RW, kelurahan) untuk pengetesan dan penelusuran kontak erat bila ada kasus di sekolah
  6. Mengatur kebijakan buka/tutup kelas atau sekolah bila ditemukan kasus, dengan koordinasi Satgas Wilayah dan Dinas Kesehatan setempat
dok. indonesiabaik.id
Selain terkait dengan satgas Kesehatan di atas, hal lain yang perlu dipersiapkan oleh sekolah dan siswa diantaranya adalah :

  1. Ketersediaan sarana kebersihan, seperti tempat cuci tangan dengan air mengalir yang dilengkapi dengan sabun, toilet bersih, hand sanitizer, dan desinfektan.
  2. Menyediakan alat pengukur suhu (thermogun).
  3. Tidak boleh ada kantin.
  4. Tidak ada aktivitas olahraga dan ekskul.
  5. Menerapkan sistem shift.
  6. Kesiapan sarana prasarana dan infrastruktur yang mendukung.
  7. Kesiapan manajemen sekolah dalam menyiapkan semua komponen.
  8. Kesiapan anggaran sekolah.
  9. Beberapa hal yang harus disiapkan oleh siswa dalam penerapan hybrid learning:
  10. Setiap murid yang datang ke sekolah harus membawa surat pernyataan persetujuan yang ditandatangani oleh orang tua.
  11. Harus menggunakan masker dan mematuhi protokol Kesehatan.


Demikianlah tadi terkait dengan Hybarid Learning yang semoga bisa memberikan tambahan wawasan bagi kita semua. Khususnya bagi peserta didik serta orang tua wali dalam menyongsong pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah dengan menggunakan model pembelajran Hybrid Learning. Dan semoga, kondisi pandemi segera berlalu sehingga pembelajaran dapat Kembali normal seperti sedia kala. 


Ismanadi
Sumber :
- widyaedu.com
- itjen.kemdikbud.go.id
- refoindonesia.com
BERIKAN KOMENTAR ()